LAPORAN AKSI NYATA
MODUL 1.4
BUDAYA POSITIF
Lambertus Pramudya Wardhana
SMP Negeri 2 Muntilan
Calon Guru Penggerak Angkatan 4
Kabupaten Magelang
A. LATAR BELAKANG
Budaya Positif adalah Keyakinan dan nilai yang disepakati bersama untuk dilaksanakan, menjadi kebiasaan bersama dalam jangka waktu yang lama. Di masa pandemi ini banyak siswa yang kehilangan waktu belajarnya di kelas sehingga banyak budaya atau kebiasaan positif di kelas maupun di sekolah yang ditinggalkan. Melihat dari alasan tersebut maka budaya positif perlu ditumbuhkan lagi di sekolah. Proses pembelajaran akan berlangsung baik dan memuaskan jika budaya positif di kelas diterapkan, sekaligus mendidik siswa untuk berperilaku positif di luar kelas maupun dilingkungan keluarga dan masyarakat. Karena sekolah merupakan tempat pembentukan karakter siswa.
Permasalahan yang muncul di
sekolah ketika era pandemi dan siswa mulai melakukan PTMT adalah siswa belum
dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan masih bertindak sesuai ego dan
kebiasaan lama, masih banyak siswa yang belum terbiasa dengan mengucapkan 3
kata ajaib yaitu tolong, maaf dan terima kasih.
Dalam pergaulan di sekolah juga
banyak ditemui siswa yang terpengaruh dengan kata-kata yang tidak seharusnya
mereka ucapkan yaitu “cuk:, “asu”, “bajingan” perlu kepedulian semua pihak
untuk merubah tata baahasa dan diksi yang dipilih oleh siswa untuk
berkomunikasi dengan teman maupun Bapak dan Ibu guru di sekolah.
B. TUJUAN AKSI NYATA
Adapun tujuan dari aksi nyata adalah
1. Mewujudkan budaya positif di kelas agar dalam kegiatan pembelajaran di kelas berjalan tertib
2. Mewujudkan pembiasaan siswa dengan 3 kata ajaib sesuai dengan karakter profil pelajar
Pancasila
3. Mewujudkan pergaulan siswa yang sehat dengan menghilangkan kata-kata yang tidak sopan dalam komunikasi siswa.
C. DESKRIPSI AKSI NYATA
CGP melihat dan mengamati budaya positif di sekolah perlahan hilang
seiring dengan diterapkannya pembelajaran secara daring di masa Pandemi.
Sebelum masa Pandemi, setiap siswa datang ke sekolah mereka akan berduyun duyun
mencium tangan bapak ibu guru, dalam Bahasa jawa “salim”. Kemudian ketika di
dalam kelas, tidak akan ada siswa yang membawa HP, mereka akan duduk tenang di
belakang meja menunggu bapak/ibu guru membuka pembelajaran. Namun setelah pandemi
ada di Indonesia, setelah ada pembelajaran Daring kebiasaan – kebiasaan itu
mulai berangsur hilang’ Untuk itu tergeraklah hati CGP untuk menumbuhkan
kembali budaya positif di kelas. Sebuah budaya yang mereka ciptakan sendiri dan
yang mereka lakukan secara Bersama sama.
Adapun Langkah langkahnya adalah sebagai berikut :
- Berkoordinasi dengan
kepala sekolah terkait ide aksi nyata yang akan di lakukan di sekolah, dengan
meminta ijin, saran dan masukan kepala sekolah terkait aksi budaya positif di
kelas
- Berkoordinasi dengan
semua guru terkait ide aksi nyata ini, agar diupayakan semua kelas melakukan
budaya positif .
- Berkoordinasi dengan
siswa dengan daring maupun tatap muka di kelas terkait budaya positif di kelas
maupun di sekolah
- Guru menanyakan kepada
siswa tentang tantangan, hambatan, keluhan di kelas maupun di sekolah
- Guru menanyakan kepada
siswa tentang hal apa saja yang diinginkan siswa di kelas barunyananti, “Kelas
Impianku”
- Siswa mengutarakan budaya
positif apa yang akan disepakati untuk dilakukan bersama dalam bentuk kertas
tulisan
- Kemudian kertas hasil
pendapat tersebut dijadikan satu dibuat kata kunci dari setiap pendapat yang ada.
Membiasakan siswa dengan 3 kata
ajaib karena sejak pandemi anak-anak
tidak terbiasa mengucapkan tolong, maaf, terima kasih, serta merubah pola
komunikasi siswa yang biasanya terpengaruh tayangan dan pergaulan mereka
sehingga masing sering menggunakan kata-kata tidak sopan seperti “cuk”,”asu”, “bajingan”.
D. TOLAK UKUR KEBERHASILAN
- Dukungan dan motivasi
dari kepala Sekolah dan bapak ibu guru bagi siswa akan menjadi pemicu tersendiri
bagi siswa
- Kesadaran diri akan
perilaku positif di dalam pergaulan atau interaksi dengan teman dan bapak ibu
guru
- Kesepakatan kelas dibuat
siswa sendiri maka akan menjadikan tanggung jawab tersendiri bagi siswa untuk
melaksanankannya.
- Siswa terbiasa mengucapkan tolong, maaf, terima kasih
- Siswa tidak lagi menggunakan kata-kata yang tidak sopan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan warga sekolah
E. REFLEKSI
Kegagalan : Belum ada, karena
tahap pelaksanaan masih awal dan semua dalam proses untuk melaksanakan dan
mematuhi Bersama
Keberhasilan : sedikit demi siswa
menunjukkan perilaku disiplin waktu, tanggung jawab Ketika bersalah dengan
teman serta saling menghargai satu sama lain, sudah berkurang kata-kata tidak sopan yang keluar dari mulut siswa.
F. RENCANA PERBAIKAN
1.
Kesepakatan Kelas tidak bersifat sementara ataupun tidak bisa
diganti, tetapi kesepakatan kelas dapat ditambahkan
isinya ketika memang diperlukan
2.
Memperbaiki dan menambah isi kesepakatan kelas terkait
perilaku semangat membaca 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai.
Penanaman Budaya Positif dapat dilaksanakan dalam kegiatan Pramuka
Melayani siswa Reset akun LMS Sambil membiasakan kata tolong, maaf, terima kasih |
Membiasakan siswa mengikuti prokes dan budaya positif |
Penyampaian budaya positif di kelas |
Aksi nyata budaya positif yang sudah diterapkan di sekolah terutama membuat kesepakatan kelas dan membaca selama 15 menit kiranya dapat berjalan secara terus menerus sehingga menimbulkan karakter profil pelajar Pancasila. (Sri S)
BalasHapus