Jumat, 18 Februari 2022

Laporan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif

 

LAPORAN AKSI NYATA MODUL 1.4

 

BUDAYA POSITIF

 

Lambertus Pramudya Wardhana

 

SMP Negeri 2 Muntilan

 

Calon Guru Penggerak Angkatan 4

 

Kabupaten Magelang

 

 

A.      LATAR BELAKANG

    Budaya Positif adalah Keyakinan dan nilai yang disepakati bersama untuk dilaksanakan, menjadi kebiasaan bersama dalam jangka waktu yang lama. Di masa pandemi ini banyak siswa yang kehilangan waktu belajarnya di kelas sehingga banyak budaya atau kebiasaan positif di kelas maupun di sekolah yang ditinggalkan. Melihat dari alasan tersebut maka budaya positif perlu ditumbuhkan lagi di sekolah. Proses pembelajaran akan berlangsung baik dan memuaskan jika budaya positif di kelas diterapkan, sekaligus mendidik siswa untuk berperilaku positif di luar kelas maupun dilingkungan keluarga dan masyarakat. Karena sekolah merupakan tempat pembentukan karakter siswa.

Permasalahan yang muncul di sekolah ketika era pandemi dan siswa mulai melakukan PTMT adalah siswa belum dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan masih bertindak sesuai ego dan kebiasaan lama, masih banyak siswa yang belum terbiasa dengan mengucapkan 3 kata ajaib yaitu tolong, maaf dan terima kasih.

Dalam pergaulan di sekolah juga banyak ditemui siswa yang terpengaruh dengan kata-kata yang tidak seharusnya mereka ucapkan yaitu “cuk:, “asu”, “bajingan” perlu kepedulian semua pihak untuk merubah tata baahasa dan diksi yang dipilih oleh siswa untuk berkomunikasi dengan teman maupun Bapak dan Ibu guru di sekolah.

 

B.      TUJUAN AKSI NYATA

Adapun tujuan dari aksi nyata adalah 

1. Mewujudkan budaya positif di kelas agar dalam kegiatan pembelajaran di kelas berjalan tertib
2. Mewujudkan pembiasaan siswa dengan 3 kata ajaib sesuai dengan karakter profil pelajar
    Pancasila 
3. Mewujudkan pergaulan siswa yang sehat dengan menghilangkan kata-kata yang tidak sopan        dalam komunikasi siswa.

 

C.      DESKRIPSI AKSI NYATA

CGP melihat dan mengamati budaya positif di sekolah perlahan hilang seiring dengan diterapkannya pembelajaran secara daring di masa Pandemi. Sebelum masa Pandemi, setiap siswa datang ke sekolah mereka akan berduyun duyun mencium tangan bapak ibu guru, dalam Bahasa jawa “salim”. Kemudian ketika di dalam kelas, tidak akan ada siswa yang membawa HP, mereka akan duduk tenang di belakang meja menunggu bapak/ibu guru membuka pembelajaran. Namun setelah pandemi ada di Indonesia, setelah ada pembelajaran Daring kebiasaan – kebiasaan itu mulai berangsur hilang’ Untuk itu tergeraklah hati CGP untuk menumbuhkan kembali budaya positif di kelas. Sebuah budaya yang mereka ciptakan sendiri dan yang mereka lakukan secara Bersama sama.

Adapun Langkah langkahnya adalah sebagai berikut :

  1. Berkoordinasi dengan kepala sekolah terkait ide aksi nyata yang akan di lakukan di sekolah, dengan meminta ijin, saran dan masukan kepala sekolah terkait aksi budaya positif di kelas
  2. Berkoordinasi dengan semua guru terkait ide aksi nyata ini, agar diupayakan semua kelas melakukan budaya positif .
  3. Berkoordinasi dengan siswa dengan daring maupun tatap muka di kelas terkait budaya positif di kelas maupun di sekolah
  4. Guru menanyakan kepada siswa tentang tantangan, hambatan, keluhan di kelas maupun di sekolah
  5. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal apa saja yang diinginkan siswa di kelas barunyananti, “Kelas Impianku”
  6. Siswa mengutarakan budaya positif apa yang akan disepakati untuk dilakukan bersama dalam bentuk kertas tulisan
  7. Kemudian kertas hasil pendapat tersebut dijadikan satu dibuat kata kunci dari setiap  pendapat yang ada.

Membiasakan siswa dengan 3 kata ajaib karena sejak pandemi anak-anak tidak terbiasa mengucapkan tolong, maaf, terima kasih, serta merubah pola komunikasi siswa yang biasanya terpengaruh tayangan dan pergaulan mereka sehingga masing sering menggunakan kata-kata tidak sopan seperti “cuk”,”asu”, “bajingan”.

 

D. TOLAK UKUR KEBERHASILAN

  1. Dukungan dan motivasi dari kepala Sekolah dan bapak ibu guru bagi siswa akan menjadi pemicu tersendiri bagi siswa
  2. Kesadaran diri akan perilaku positif di dalam pergaulan atau interaksi dengan teman dan bapak ibu guru
  3. Kesepakatan kelas dibuat siswa sendiri maka akan menjadikan tanggung jawab tersendiri bagi siswa untuk melaksanankannya.
  4.  Siswa terbiasa mengucapkan tolong, maaf, terima kasih
  5. Siswa tidak lagi menggunakan kata-kata yang tidak sopan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan warga sekolah

 

E.       REFLEKSI

Kegagalan : Belum ada, karena tahap pelaksanaan masih awal dan semua dalam proses untuk melaksanakan dan mematuhi Bersama

Keberhasilan : sedikit demi siswa menunjukkan perilaku disiplin waktu, tanggung jawab Ketika bersalah dengan teman serta saling menghargai satu sama lain, sudah berkurang kata-kata tidak sopan yang keluar dari mulut siswa.

 

F.       RENCANA PERBAIKAN

1.       Kesepakatan Kelas tidak bersifat sementara ataupun tidak bisa diganti, tetapi kesepakatan kelas dapat ditambahkan isinya ketika memang diperlukan

2.       Memperbaiki dan menambah isi kesepakatan kelas terkait perilaku semangat membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.

 

                         Penanaman Budaya Positif dapat dilaksanakan dalam kegiatan Pramuka




Melayani siswa Reset akun LMS
Sambil membiasakan kata tolong, maaf, terima kasih











Membiasakan siswa mengikuti prokes dan budaya positif



Penyampaian budaya positif di kelas







1 komentar:

  1. Aksi nyata budaya positif yang sudah diterapkan di sekolah terutama membuat kesepakatan kelas dan membaca selama 15 menit kiranya dapat berjalan secara terus menerus sehingga menimbulkan karakter profil pelajar Pancasila. (Sri S)

    BalasHapus